CARA BUDIDAYA KAKAO

99Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan tanaman perkebunan yang banyak ditanam petani di Desa Gedung Wani Kecamatan Marga Tiga. Tanaman ini ditanam pada areal lahan yang luas sebagai tanaman pokok, di sela-sela tanaman lain, maupun hanya di sekitar pekarangan. Bisa dikatakan hampir setiap petani di Desa Gedung Wani pasti memiliki tanaman kakao.

Baik petani yang menjadikan tanaman kakao sebagai tanaman pokok maupun yang hanya menanamnya sebagai tanaman penyela tanaman lain dan di sekitar pekarangan, semua berharap akan hasil yang maksimal. Hasil maksimal tersebut tidak akan terwujud bila tanpa didasari dengan cara budidaya tanaman kakao yang baik. Dengan budidaya tanaman yang baik maka tanaman akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Baca lebih lanjut

BUDIDAYA TANAMAN BUAH SUKUN

sukun

Deskripsi

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.
Manfaat
Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).
Syarat Tumbuh
Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah seldtar 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.

BUDIDAYA KAYU GARU

eaglewood_gaharu_sepik_papuPertanian Menulis :Dari Pertanian Oleh Petani Untuk Pertanian Gaharu-Budi daya tanaman gaharu sudah mulai dilakukan di beberapa tempat, dan menunjukkan prospek yang sangat baik. Pengelolaan tanamannya tidak berbeda dengan tanaman lainnya. Perawatan yang intensif dapat memacu pertumbuhan sehingga seperti di Vietnam sudah bisa dilakukan inokulasi pada tanaman usia 4 (empat) tahun.gaharu Gaharu-Pada panduan pengelolaan tanaman gaharu, biasanya tanaman sudah siap untuk diinokuladi pada usia 6 tahun. Akan tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan usia untuk dapat menghasilkan gaharu. Hal tersebut sangat tergantung dengan diameter tanaman. Sehingga pembuatan lubang inokulasi sejauh lebih kurang 1/3 diamter pohon secara spiral dan vertical dengan spasi yang bervariasi tidak menyebabkan pohon rentan patah. Gaharu-Perawatan tanaman dengan pemupukan bahan organik sangat disarankan. Sehingga pertumbuhan pohon bisa optimal dan menghasilkan performa batang yang baik. Pemangkasan cabang harus dilakukan untuk memacu pertumbuhan vertikal pohon sehingga diameter pohon dapat berkembang sesuai yang diharapkan dan menghasilkan jaringan batang yang siap untuk dilakukan inokulasi. Pembuatan jarak tanam pada saat penanaman sangat bervariasi sesuai dengan pola yang akan dikembangkan. Jarak tanam yang cukup rapat seperti 3×1 m cukup ideal untuk membuat kualitas tegakan vertikal. Pelebaran jarak tanam dapat dikompensasi dengan perawatan tanaman yang lebih intensif. Jarak yang cukup lebar seperti 6 x 2 m atau 3 x 3 m memberikan kesempatan untuk mengkombinasi dengan tanaman pertanian sebelum terjadi penutupan tajuk. Beberapa teknis yang dikenalkan bisa dengan monokultur atau dicampur dengan pohon pelindung. Gaharu-Sorghum-Kenaf gaharu (Aquilaria), sorgum (Sorghum bicolor L.) dan serat kenaf (Hibiscus Cannabinus L) Gaharu, ketiga jenis tanaman ini sangat akrab di wilayah tropis seperti Indonesia ini. Baca lebih lanjut

Budidaya Tanaman Mangga ( MANGIFERA INDICA )

buah mangga

1. PELUANG AGRIBISNIS

Mangga merupakan tanaman buah yang tetap menjadi buah favorit masyarakat Indonesia. Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal.
Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah. Untuk itu diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.
2. KEUNGGULAN KOMPARATIF
Kabupaten Sumedang memiliki potensi yang besar untuk pengembangan mangga. Pemasaran mangga dari Kabupaten Sumedang bukan hanya di wilayah Sumedang tapi juga Bandung dan Jakarta terutama untuk jenis gedong gincu dan arumanis.

Sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan waduk jatigede yang diperkirakan akan memacu perkembangan sektor pariwisata, diperkirakan kebutuhan mangga di Kabupaten Sumedang akan mengalami peningkatan.

3. LINGKUNGAN BUDIDAYA
3.1. Iklim
–       Tanaman mangga cocok di daerah dengan musim kering selama 3 bulan.
–       Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga.
–       Jumlah bulan kering 4-5 bulan
–       Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
–       Curah hujan 500-2500mm/tahun
–       Suhu 22-270C
–       Angina tidak kencang
3.2. Media Tanam
–       Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
–       Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 perlu pengapuran
–       Cocok ditanam pada daerah dataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl
4. WILAYAH PENGEMBANGAN
Wilayah pengembangan tanaman mangga di Kabupaten Sumedang adalah Kecamatan Jatigede, Tomo, Ujungjaya, Conggeang
5. TEKNOLOGI  BUDIDAYA
5.1. Syarat bibit
–          Merupakan mangga yang tergolong  varietas bermutu (arumanis, golek,  gedong gincu dll)
–          Tinggi bibit antara 80-100 cm dan diameter 1,5 cm
–          Warna batang hijau tua kecoklatan, bentuk batang lurus dan tidak bercabang
–          Warna daun hijau mengkilap
–          Bibit sebaiknya telah berumur > 6 bulan
–          Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi atau sambung pucuk) Baca lebih lanjut

Budidaya Tanaman Mengkudu

mengkudu

Asal Tanaman

Tanaman mengkudu pada awal mulanya terpusat di Polinesia, India, dan Cina. Yang kemudian menyebar sampai ke Malaysia, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik, Tihiti, Hawai, Peurto Rico, Karibia dan Kanada, sampai ke Indonesia. Tanaman mengkudu dikenal sebagai raja dari jenis buah yang ada.
Morfologi Tanaman
Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan (perenial) yang berbentuk perdu, dengan ketinggian antara 3-8 m. batang tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak percabangan. Cabang-cabang tumbuh mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap, sedagkap permukaan bagian bawah berwarna hijau agak pucat. Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling atau berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanaman, semakin rimbun dan besar ukuran daunnya.
Tanaman mengkudu bebunga sempurna (hermaprodite) dan menghasilkan buah semu majemuk. Buah mengkudu mempunyai bentuk yang bervariasi (agak bulat, agak lonjong atau panjang), dengan permukaan yang tidak rata. Buah stadium muda berwarna kahijau-hijauan dan berubah menjadi hijau keputih-putihan ketika memasuki stadium tua (matang). Baca lebih lanjut

Budidaya Buah Kelengkeng

1-kelengkeng

Syarat Tumbuh

Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama (lebih dari tujuh tahun). Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu berbuah. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah pada umur empat tahun. Budi daya tanaman Lengkeng ditanam pada jarak tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10 m dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg. Pupuk buatan yang diberikan sebanyak l00-300 g urea, 300-800 g TSP (400- 1000 kg SP-36), dan l00-300 g KCl untuk setiap tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dalam selang tiga bulan. Setelah panen buah, pemberian pupuk cukup sekali sebanyak 300 g urea, 800 g TSP, dan 300 g KCl per pohon.
Pemeliharaan
Pemeliharaan penting adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang. Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga mekar.
Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratoma javanica). Kelelawar merupakan binatang hama yang sering merusak buah yang matang. Penyakit yang sering menyerang saat musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus.
Panen dan Pasca Panen
Musim panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per pohon. Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.

BUDIDAYA JAHE MERAH

jahe-merah

Potensi bisnis jahe merah semakin mendapatkan tempat di mata konsumen. Meski khasiat jahe sudah dikenal sejak bertahun-tahun yang lalu, trend produksi obat herbal turut memberikan andil populernya olahan dari jahe. seperti yang sudah banyak diketahui olahan jahe mampu memberikan efek yang baik bagi tubuh manusia diantaranya menambah stamina dan vitalitas tubuh. Salah satu jenis jahe yang sering dibudidayakan adalah jahe merah atau yang disebut dengan Jahe Sunti. Ciri dari Jahe ini adalah rimpangnya kecil,warnanya kuning kemerahan, seratnya kasar, rasanya sangat pedas dan aroma yang sangat tajam.

Untuk menghasilkan produksi Jahe Merah yang baik diperlukan tanah yang banyak mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jahe merah sangat cocok ditanam pada daerah yang beriklim sejuk dengan ketinggian 500-100 m dpl. Meski demikian sebenarnya Jahe Merah bisa juga tumbuh dan berkembang pada dataran rendah.
Cara Menanam Jahe Merah
Pada umumnya Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang. Sebelum Jahe Merah ditanam terlebih dulu disiapkan lahan dengan membuat bedengan pada lahan yang dibentuk dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antar bedengan 40 – 50 cm. Pada bedengan dibuat alur sedalam 10 – 15 cm sebagai lubang tanam kemudian bibit ditanam sedalam 3 – 5 cm dengan tunas menghadap ke atas. Setelah tanam dapat diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun pisang terutama pada daerah-daerah yang penyinarannya cukup tinggi.http://tipspetani.blogspot.com/
Setelah tanaman Jahe merah ditanam, taham selanjutnya adalah tahap pemeliharaan. Pemeliharaan meliputi penyulaman untuk mengganti tanaman jahe yang tidak tumbuh atau perkembangannya kurang baik. Langkah lain adalah penyiangan tanaman jahe merah,agar tidak terganggu oleh gulma. Penyiangan sangat penting dilakukan pada 3 bulan pertama.
Pada usia satu bulan setelah tanam, pemupukan jahe merah perlu dilakukan dengan pupuk urea dan KCL. Jumlah pemupukan urea 400 kg/ha dan KCL 300 kg/ha. Pada saat usia jahe merah 3 bulan dilakukan pemupukan kembali dengan urea 400 kg/ha.
Panen Jahe Merah
Tanaman jahe umumnya dipanen tua setelah berumur 8 – 10 bulan saat kadar oleoresin optimum ditandai dengan rasa pedas dan bau harum. Khusus untuk jahe gajah bisanya dipanen disesuaikan dengan tujuan pemanfaatannya. Kemampuan produksi budidaya jahe jahe merah dan jahe emprit adalah 10 – 15 ton / ha.

Budidaya Tanaman Albasia

albasia-11

Hal yang pertama dilakukan saat membudidayakan albasia adalah melakukan penyiapan lahan. Setelah mendapatkan bibit, maka lahan harus dipersiapkan supaya bibit yang ditanam dapat tumbuh maksimal. Penyiapan lahan pada dasarnya adalah membersihkan lahan dari tumbuhan atau komponen lainnya yang mengganggu pertumbuhan, sehingga pembersihan tersebut dapat memberikan ruang tumbuh bagi tanaman kita. Pembersihan lahan pertama dengan melakukan penebasan semak belukar serta padang rumput. Selanjutnya adalah melakukan pengolahan lahan dengan mencangkul atau membajaknya supaya struktur tanah dapat terbaikan.

Setelah pengolahan lahan dilakukan, hal berikutnya adalah penanaman. Penanaman dilakukan dengan pembuatan dan pemasangan ajir tanam. Siapkan bambu atau kayu dengan ukuran panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pengajiran dilakukan untuk memberi tanda dimana bibit harus ditanam, maka pengajiran harus sesuai dengan jarak tanamnya. Setelah pengajiran adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang. Pelaksanaan penanaman harus dilakukan dengan hati-hati, supaya bibitnya tidak rusak. Penempatan bibit harus tepat pada tengah-tengah lobang tanam dan akarnya tidak boleh terlipat karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibitnya di kemudian hari.
Jika penanam telah selesai dilakukan dengan benar, maka selanjutnya tinggal memberikan perawatan. Perawatannya dengan melakukan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemangakasan, serta penjarangan. Hal tersbut dilakukan secara bertahap seiring dengan proses pertumbuhan tanaman.
Penyulaman dilakukan dengan penggantian tanaman-tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman baru yang baik. Pada sekitar 2-4 minggu pertama seteah penanaman dilakukan penyulaman, penyulaman berikutnya atau yang kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama atau sebelum tanaman berumur satu tahun. Pengantian bibit baru akan membuat pertumbuhan bibit pengganti tertinggal dengan bibit yang lainnya yang tidak diganti, maka untuk mencegah hal ini bibit pengganti haruslah bibit yang baik dengan pemeliharaan yang lebih intensif.
Bagian lain dari perawatan tanaman adalah melakukan penyiangan yang bertujuan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman pengganggu seperti gulma dan tumbuhan liar dan juga membebaskan bibit-bibit oenyakit yang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Penyiangan dilakukan dengan membrsihakan tanaman pengganggu disekitar tanaman pkok agar kerja akar dalam menyerap unsur hara berjalan dengan optimal. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun awal sejak penanaman supaya tanaman albasia tidak kerdil. Pembersihan juga dilakukan pada awal musim hujan karena gulma banyak tumbuh pada awal musim hujan.
Pendangiran juga dilakukan untuk menggemburkan tanah disekitar tanaman. Untuk membuang cabang-cabang pohon yang tidak berguna maka lakukanlah pemangkasan, supaya nutrisi yang disalurkan tidak terbuang percuma.
Hal lain yang juga penting dalam perawatan tanaman adalah penjarangan. Penjarangan bertujuan ntuk memberikan ruang tumbuh bagi tanaman. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2-4 tahun. Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 % dari jumlah pohon awal, kedua sekitar 40% dari jumlah pohon setelah perlakuan penjarangan pertama. Penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon albasia selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman
Daur tebang tanaman albasia biasanya sekitar lima tahunan, maka perawatan dan pemeliharaannya juga selama 5 tahun yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang dapat dilakukan pada tahun pertama sampai tahun ketiga. Penjarangan dilakukan pada tahun keempat, Prosentase dan frekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

BUDIDAYA CABE ORGANIK DALAM POT / POLIBAG

cabai

Cabai yang tumbuh subur secara organik bisa kita gunakan untuk keperluan memasak sendiri dan sisanya bisa kita bagi ke tetangga. Bahkan jika kita menanam sampai ratusan polibag  kita bisa menjual hasil panen kita. Jika kita menanam secara benar, produksi budidaya cabe organik dalam polibag tidak kalah dengan yang ditanam dilahan. Justru menurut pengalaman maspary menanam cabe organik dalam polibag atau pot lebih mudah pengelolaannya dalam hal pemupukan maupun pengendalian hama penyakit.

Hal-hal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam cabe organik dalam pot/ polibag adalah:

  1. Polibag atau pot yang tidak terlalu kecil minimal diameter 25 cm, kalau cabe rawit harus lebih besar lagi lebih dari 35 cm
  2. Media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1
  3. Ember dan gayung/ gembor.
  4. Handsprayer
  5. Benih cabe
  6. Pestisida organik (beberapa telah maspary tulis pada artikel yang lalu)
  7. Pupuk organik cair  seperti Solbi agro, bisa juga kita gunakan MOL /mikroorganisme lokal. Juga telah maspary tulis beberapa jenis MOL dan fungsinya.

Cara Penanam cabe organik dalam pot/ polybag :

  1. Semai dulu biji cabe yang telah kita persiapkan. Benih cabe bisa kita beli di kios pertanian atau membuat sendiri dengan mensortir cabe yang bagus, kita ambil bijinya lalu kita kering anginkan. Penyemaian bisa kita lakukan di pot, polybag atau tempayan serta wadh yang lain.
  2. Sementara menunggu bibit cabe siap sebaiknya kita persiapkan media semai dalam polybag atau pot. Jangan lupa tanahnya kita campur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu media kita siram dengan PGPR.
  3. Setelah berdaun lima (kira-kira umur 3-5 minggu) cabe kita tanam dalam media polybag atau pot yang telah kita persiapkan. 2-3 hari sebelum kita tanami bibit cabe media tanam dalam polybag sebaiknya kita siram dengan larutan MOL sampai basah
  4. Setelah kita tanam sebaiknya polybag/ pot kita letakkan di tempat yang teduh sampai kira-kira 1 minggu, baru kita tempatkan pada lokasi yang dapat cahaya penuh. Jangan letakkan tempat yang teduh terus, nanti tanaman cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit).
  5. Rawat tanaman cabe secara hati-hati, siram jika tanahnya kering dan minimal 1 minggu sekali kita siram dengan MOL dan kita semprot dengan pestisida nabati yang dengan mudah bisa kita buat sendiri.
  6. Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama.
  7. Amati adanya serangan hama dan penyakit, jika terjadi gejala serangan harus cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan daun yang terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan yang sakit agar mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu, sebaliknya jika musim hujan harus kita perjarang tanaman cabe kita agar tidak terlalu rimbun.
  8. Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan bisa kita petik serta kita nikmati pedasnya.

BUDIDAYA TANAMAN SALAK

salak1. SEJARAH SINGKAT

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
2. JENIS TANAMAN
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.
4. SENTRA PENANAMAN
Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.
Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.
Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.
5.2. Tanah
Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 – 7,5.
Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl. Baca lebih lanjut